Tangerang
0
Paving Blok dari Multiverse: Proyek Siluman Cikande yang Konon Dipasang oleh Makhluk Gaib Bertopeng Anggaran Negara
Bukan panggung pembangunan, tapi panggung sulap anggaran berplot tak masuk akal, lengkap dengan aktor tak terlihat, papan informasi tak kasat mata, dan pelaksana yang eksis tapi hanya di status WhatsApp terakhir tahun lalu. Senin (08/12/25)
Papan Informasi Tak Kelihatan Sejak Zaman Nabi Khidir
Di lokasi proyek, papan informasi tidak ditemukan.
Bukan hilang.
Bukan lupa dipasang.
Tapi tidak pernah tercipta di alam semesta ini.
Para ahli metafisika yakin papan itu mungkin berada di dunia paralel yang berbeda timeline.
Pekerja dengan Jurus ‘Tidak Tahu’ Tingkat Dewa
Konon para pekerja punya satu kalimat keramat:
“Tidak tahu siapa pemborongnya.”
“Tidak tahu siapa penanggung jawabnya.”
“Tidak tahu apa pun.”
Andai diadakan kejuaraan dunia “Jawaban Paling Tidak Tahu”, tim mereka pasti juara bertahan tiga dekade.
APD?
Tentu tidak.
Ninja sejati tidak butuh helm, sepatu, atau identitas.
Ajis, Sang Pelaksana Mistis
Nama Ajis muncul seperti legenda urban.
Dicari tidak ada, ditelepon tidak aktif, di-chat cuma centang satu.
Bahkan Google pun mungkin menjawab:
“Siapa?”
Peneliti menyebut Ajis mungkin kini beroperasi di “mode siluman”, berpindah dimensi setiap 30 menit untuk menghindari klarifikasi publik.
Material Paving ‘Soft Mode’: Kuatnya Seperti Kerupuk Basah Tersinggung
Paving blok yang diduga dipasang terlihat seperti benda yang diciptakan saat galau akut:
– bentuknya tidak presisi,
– finishing ala kadarnya,
– kekuatannya seperti harapan mantan.
Jika benar demikian, umur jalan ini mungkin lebih pendek dari durasi status WA.
GPS Proyek Error: Tidak ke Jalan Umum, Tapi Ke Halaman Rumah Pribadi
Yang paling mencolok bukan kualitas, bukan pelaksana, bukan papan informasi
tapi lokasi pemasangan.
Alih-alih memperbaiki jalan rusak warga, paving ini mendarat mulus di:
halaman rumah RT,
halaman kos-kosan,
depan rumah pribadi.
Seolah proyek ini mengaktifkan mode navigasi:
“Tujuan: Properti Pribadi, Bukan Fasilitas Publik.”
Google Maps pun mungkin protes.
Kades & Sekdes Aktifkan Mode ‘Kami Tidak Tahu’ Versi Unlimited
Saat dikonfirmasi, Pemerintah Desa menjawab:
“Kami tidak tahu ada proyek ini.”
Publik langsung tercengang.
Proyek besar bisa masuk ke wilayah mereka, ramai-ramai dipasang, tapi pemerintah desa tidak melihat, tidak mendengar, tidak mencium aroma semen, tidak curiga dengan tumpukan paving blok?
Para peneliti drama politik lokal menilai jawaban ini sempurna untuk sinetron berjudul:
“Ketika Proyek Datang, Pemerintah Desa Sedang Sibuk Menatap Awan.”
Pemkab Tangerang Tampil sebagai Karakter Favorit: Diam Seribu Makna
Pelaksana diam.
Pemkab diam.
Paving-nya tidak diam dia sudah menyatu dengan tanah.
Publik menunggu klarifikasi, tapi yang datang hanyalah
angin sore dan keheningan administratif tingkat tinggi.
Jika ada museum satir nasional, proyek ini layak mendapat gelar:
“Proyek Terpasang Tanpa Pelaksana, Tanpa Informasi, Tanpa Koordinasi, dan Tanpa Logika. Namun Tetap Nyata di Halaman Rumah Warga.”
(*/Red)
Via
Tangerang