Konspirasi Sunyi: Toko Kosmetik Jelmaan Jaringan Obat Terlarang di Tangerang Selatan. Warga dan Aktivis Desak Penegakan Hukum
Tangerang Selatan – inovasiNews.com Media Suara Gempur menemukan dugaan maraknya peredaran obat keras golongan G, seperti tramadol dan eximer, yang dijual bebas di toko berkedok kosmetik dan konter pulsa di wilayah hukum Polres Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Hasil investigasi lapangan mengindikasikan lemahnya pengawasan dari aparat penegak hukum (APH) dan instansi terkait.
Investigasi dilakukan pada 1 Mei 2025 di beberapa titik, termasuk di Jl. Veteran No. 51, Cukang Galih, Kecamatan Curug dan Jl. Raya Legok - Karawaci No. 116, Kecamatan Legok. Di lokasi tersebut ditemukan toko dengan etalase kosmetik terbatas dan produk yang sebagian besar sudah kedaluwarsa. Namun, toko tersebut diduga kuat menjual obat-obatan terlarang secara ilegal.
Saat dikonfirmasi, penjaga toko mengakui bahwa dirinya hanya bekerja atas perintah pemilik toko. “Saya cuma kerja, Bang. Bos saya yang namanya Pak Hendra katanya sudah koordinasi ke sana ke sini. Toko ini punya Bu Siti. Saya hanya disuruh jaga dan sudah buka hampir satu bulan,” ujar penjaga toko yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Lebih mengkhawatirkan, menurut keterangan warga sekitar, mayoritas pembeli obat tersebut justru berasal dari kalangan pelajar.
“Saya sering lihat anak-anak SMP yang masuk ke toko itu. Kalau benar itu obat keras, ini nggak bisa dibiarkan. Bagaimana kalau anak saya ikut-ikutan dan rusak moralnya nanti?” ucap seorang warga bernama Putra.
Aktivis sosial Banten, Rusli, mengutuk keras fenomena tersebut. “Obat-obatan golongan G yang diperjualbelikan secara bebas sangat membahayakan generasi muda. Saya mendesak pihak Dinas Kesehatan, BPOM, dan Polres Tangerang Selatan agar segera melakukan penindakan dan pembasmian terhadap toko-toko berkedok kosmetik ini. Ini ancaman nyata bagi moral dan masa depan bangsa,” tegasnya.
Sebagai dasar hukum, merujuk pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 196 menegaskan:
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan (3) dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
Media Suara Gempur mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat dan institusi terkait, untuk bersama-sama mengawasi dan melaporkan temuan serupa agar tidak semakin meluas dan membahayakan generasi muda di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya.
(Arif)